Business Plan dengan SWOT dan Balance Scorecard

Karena 𝐬𝐞𝐦𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐦𝐨𝐭𝐢𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩.
Ikuti 𝐰𝐨𝐫𝐤𝐬𝐡𝐨𝐩 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐩𝐞𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢.
Kini saatnya Biz Owner / Management / HRD
mengupgrade hardskill-nya mengenai 𝐁𝐮𝐬𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐏𝐥𝐚𝐧.

Ini bukan preview seminar melainkan 𝐟𝐮𝐥𝐥 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐰𝐨𝐫𝐤𝐬𝐡𝐨𝐩.
Selama 8 jam, banyak bekal ilmu untuk dapat diaplikasikan
dalam bisnis Anda sehingga bisa 𝐬𝐮𝐫𝐯𝐢𝐯𝐞 𝐝𝐢 𝐄𝐫𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐮𝐬𝐭𝐫𝐲 𝟒.𝟎.

Jangan sampai Q1 – 2020 Anda terlewati tanpa planning.
Jangan sampai Q1 – 2020 Anda tidak menghasilkan apa2.
Segera daftar workshop ini… Ada harga khusus Member!

Keterangan lebih lanjut, 𝐖𝐀 𝐤𝐞: 𝟎𝟖𝟏𝟏𝟏-𝟑𝟐𝟏𝟏-𝟎𝟎𝟖 (𝐘𝐮𝐫𝐢𝐤𝐚).

Strategi Manjur No. 2

Saya yakin 90% pebisnis mau banting tulang membesarkan bisnisnya demi diwariskan untuk anak-anaknya.
Tapi… Kalau anaknya gak mau melanjutkan gimana?
Stress.. Frustasi.. Ngamuk..?

Kita cerita sedikit dulu yah…
Dlm melakukan aktivitas, pebisnis yg tegak lurus akan merancang business plan, sementara pebisnis yg agak miring-miring merancang business trick. Beda tipis ya.. 😊
Trik bisnis digunakan karena pola pikir pebisnis adalah kalau gw ga nge ciak.. Gw bakalan di ciak. 😅
Hidupnya tidak tenang, karena selalu memikirkan how to beat the competitor, bagaimana caranya menghancurkan kompetitor, supaya bisa menjadi pemain tunggal, monopoly!
Kenapa..?? Karena mereka merasa bisnis ini punya mereka, harta / kepemilikan memunculkan keserakahan.

Coba seandainya cara berpikirnya dibalik bahwa bisnis ini punya Tuhan dan kita hanya sebagai pengelola, cuma dititipi saja oleh Tuhan. Sama seperti anak yang kita miliki saat ini adalah titipan dari Tuhan untuk dirawat dan dibesarkan, demikian pula bisnis juga begitu.
Kalau sudah begitu, maka bisa legowo, pikiran jadi lebih tenang, hati lebih tentram..
Tidak lagi berpikir bagaimana cara menghancurkan kompetitor tapi menggandeng mereka, “apalagi yang bisa kita kolaborasikan, Bro..” Kira-kira begitu!

Kembali ke cerita awal:
Anak tidak mau melanjutkan bisnis? Ya ngga apa-apa dong.
Serahkan saja kepada para profesional, anak-anak jadi pemegang saham saja, sambil sekali-sekali main ke kantor untuk random check, tidak perlu 100% nyemplung di operasional sehari-hari.
Apakah bisa? Ya BISA.. Makanya yukk kita ngopi utk diskusi lebih lanjut.. 😊

Strategi Manjur No. 1

Salah satu strategi bisnis yang manjur adalah dengan melakukan subsidi silang, supaya orang mau mencoba menggunakan produk kita. Jangan diberikan gratis, karena akan menciptakan persepsi bahwa produk Anda adalah murahan. Cara paling sederhana untuk mengerti strategi ini adalah melihat foto di atas.

Ini pengalaman pribadi, tahun lalu saya membeli printer ini seharga Rp. 365,000,- yang kemudian baru saya tahu harga tintanya sepasang adl Rp. 349,000,- Printer tentu hanya beli 1x, namun tinta pasti beli berkali-kali. Nah tinta inilah yang marginnya super gede, mungkin 500-1000%. 😁😁

Atau kalau Anda langganan TV berbayar, First Media misalnya, sering ada tuh paket setahun diskon 50%, tapi berlaku tahun pertama saja, tahun berikutnya harganya kembali ke harga List Price. Anda mau putus langganan? Tapi sudah nyaman.. Akhirnya Anda putuskan untuk melanjutkan bukan?
Karena toh promonya juga dikunci khusus utk pelanggan baru. Jadi biarpun Anda mencoba menggunakan strategi putus kontrak dulu, untuk kemudian berlangganan lagi, menjadi tidak bisa karena Nama dan Alamat Anda sudah terdaftar di sistem First Media.

Ingin diskusi lebih lanjut? Ayuukk.. Ayuukk..

Oleh:
Arief Lestadi, NAS Consulting & Research

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menjadi ‘cukup jago’ dalam suatu hal?

Kamu mungkin sudah mengenal kurva di atas. Kurva belajar (atau learning curve) menunjukkan grafik pertumbuhan performa (atau level keahlian) yang kamu dapatkan dalam satu periode.

Kurva belajar ternyata tidak sesimpel grafik linear, di mana kemampuanmu akan bertambah dengan konstan seiring perjalanan waktu. Kenyataannya, ada beberapa fase yang dilalui seseorang saat mempelajari sesuatu.

Fase awal belajar akan terasa sangat lama dan berat. Ini adalah fase di mana kamu harus menyesuaikan diri dengan berbagai hal baru. Fase berikutnya, kamu akan mengalami pertumbuhan yang cepat. Terakhir, ada satu titik di mana pertumbuhan kemampuanmu akan terasa sangat panjang.

Di tengah dua fase terakhir ini, ada satu titik kritis yang bisa kita sebut sebagai titik optimal. Titik ini adalah fase di mana kita bisa menganggap diri kita “cukup jago”.

Untuk mencapai titik ini, penulis Josh Kaufman dalam sebuah sesi TED Talk mengatakan bahwa kita hanya membutuhkan waktu sekitar 20 jam, atau sekitar 45 menit selama satu bulan lamanya. Menurut Kaufman, waktu dua puluh jam adalah waktu yang umumnya diperlukan tiap orang untuk mempelajari apa pun. Tidak semua orang perlu dan punya cukup waktu menjadi ahli terhadap suatu bidang keahlian.

Untuk kamu yang ingin belajar sesuatu yang baru, mulai dari belajar bermain ukulele, mengendarai mobil, bermain catur, atau hal-hal yang berhubungan dengan skill profesional, seperti membuat situs web, ataupun membuat infografik, perlu diingat bahwa tidak mungkin untuk menjadi ahli sesuatu dalam satu malam. Tapi jika kamu mau sedikit berusaha, kamu bisa menjadi ”cukup jago” dalam waktu yang relatif singkat.

Seperti kata perusahaan sebelah, mulai aja dulu!

(sumber: techinasia.com)

Mancakrida, Outbound, Team Building

Pengertian
Mancakrida
 (bahasa InggrisOutbound) adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. Dimensi alam sebagai objek pendidikan bisa menjadi laboratorium sesungguhnya dan tempat bermain yang mengasyikan dengan berbagai metodenya.

Sejarah
Ide pendidikan inovatif ini dikreasikan oleh Kurt Hahn, seseorang berkebangsaan Jerman.

Tujuan

  1. Mengetahui dan memahami adanya “individual differences” yaitu tiap individu adalah unik.
  2. Mampu melakukan penilaian pada diri sendiri “Self Assessment” bahwa kekuatan diri ada pada tangan kita sendiri dan pada pilihan- pilihan kita.
  3. Meningkatkan kepekaan “Self Awareness” terhadap orang lain.
  4. Meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian mengambil risiko “Risk Taking Behavior”.
  5. Meningkatkan ketrampilan komunikasi.
  6. Mampu membuat perencanaan dengan pertimbangan risiko dan konsekuensinya.
  7. Mampu membentuk tim yang efektif / kekompakan.
  8. Meningkatkankemampuan kepemimpinan.
  9. Menumbuhkan sikap ksatria dan sportif.

Tahukah Anda?
Bahwa SeriouzFun, divisi experiential learning organizer dari NAS Consulting & Research bisa membantu Anda untuk merencanakan event, kegiatan untuk outing, outbound, outward boundteam building​ atau mancakrida yang khusus disesuaikan dengan jumlah personil, tantangan yang dihadapi, dan lokasi yang diinginkan. KONSULTASI GRATIS dengan menghubungi whatsapp 0812-8415-9855.

Berikut adalah salah satu program team building yang telah kita lakukan untuk PT Dexa Medica.

Microproductivity, solusi supaya kamu tidak stres dengan pekerjaan kantor

Beberapa hari terakhir saya merasa sangat overwhelmed dengan kesibukan saya, baik itu di dalam pekerjaan maupun di kehidupan personal. Kalau saja Naruto menawarkan saya untuk mempelajari jurus ninja Kagebunshin-no-jutsu, pasti saya tidak akan menolaknya :p

Karena ilmu membelah diri belum bisa saya pelajari hingga detik ini, maka langkah logis yang saya tempuh adalah berselancar di internet untuk mencari artikel motivasi. Dan kebetulan saya menemukan artikel dari Trello yang pas untuk masalah saya.

Perkenalkan, Microproductivity.

Sederhananya, Microproductivity merupakan kiat memecah pekerjaan yang besar menjadi komponen-komponen kecil. Menurut Melissa Gratias, seorang productivity coach, alih-alih melihat sebuah pekerjaan besar sebagai momok yang menakutkan, memecahnya menjadi komponen kecil akan merubah cara pandang kita.

Ini erat kaitannya dengan keterbatasan yang dimiliki oleh otak manusia. Sadarkah kamu bahwa ketika kita membaca, otak kita lebih sering melakukan scanning ketimbang reading?  (Jujur, apakah kamu cuma membaca kalimat yang di-bold? Ya, saya sengaja melakukannya.) Otak kita pun lebih menyukai membaca listicle ketimbang artikel panjang.

Lantas apa hubungannya dengan Microproductivity? Sama halnya dengan membaca artikel, memecah tugas besar  ke dalam komponen kecil (contohnya, ke dalam to-do-list atau checklist) ini membantu otak kita mencerna pekerjaan besar tersebut. Hasilnyaini memudahkan kita untuk mengidentifikasi bagian mana yang harus dikerjakan pertama kali, tugas mana yang paling penting dan urgent, dan apa langkah yang selanjutnya harus diambil.

Sumber: TIA EDU, Tech-in-Asia

Wealth Paradox

“Semakin byk uang yg dimiliki, semakin cepat kemungkinannya utk habis.”

Teman2 yg pernah konsultasi dgn saya pasti tahu kl saya selalu bilang manusia pny standar hidup masing2, ada yg sdh kaya masih gila kerja, krn buat dia standar hidupnya blm tercapai. Ada yg incomenya biasa tapi santai, krn buat dia standar hidupnya sdh terpenuhi.

Bila income sdh melampaui standar hidup, biasanya orang mulai berpikir utk memanfaatkannya. Yg bijak akan berpikir utk buka bisnis, investasi, tabungan, dll. Yg krg bijak mungkin alokasi ke yg aneh2, misalnya: koleksi mobil-tas-sepatu mahal, judi, dll.

Krn dianggapnya uang lebih/duit sisa, maka cenderung utk easy going. Begitu dengar saran orang, padahal tdk pny experience sama sekali, nekat nyebur dgn alasan kalau toh rugi gpp, nanti di rem.
Padahal kl sdh nyebur, ini spt narkoba… nagih… sampai tdk sadar inject duit lagi… dan lagi… smp akhirnya uang yg harusnya utk memenuhi standar hidup jadi kepakai dan akhir cerita dia bangkrut.


Picture

“Kekayaan bukan soal brp byk uang yang kamu miliki, tapi ttg apa yg tersisa saat kamu kehilangan semua uangmu.”Kamu sadar gak kl begitu byk saran kontradiktif yg berseliweran di sekitar kita.
Paling dekat adl cuitan temen2 kita di twitter, facebook, atau linkedin ttg teori kesuksesan.
Ada agen nyinyir: “ngapain lo kerja bertahun2, gak bisa pergi kemana2. gw di Asuransi X, kerja 1 thn saja sdh bisa ke luar negeri gratiss…”
Ada juga motivator bilang: “cara terbaik utk menjadi kaya adalah berdagang, berbisnis…”
Terus pesan Ayah sama anaknya: “belajar yg pinter, kerja di perusahaan bagus, biar hidupmu senang…”

Beberapa dari kita mungkin aware juga perdebatan Jack Ma, founder Alibaba dengan Elok Musk, founder Tesla dan SpaceX, tentang Artificial Intelligence (AI), keduanya punya pendapat yg berseberangan. Tapi nyatanya keduanya adl orang super sukses.

Kemudian kalau Anda pernah membaca ttg Ray Kroc, pemilik Mc.Donald’s pernah berkata: “dalam berbisnis, Anda harus nekat mengambil resiko.” Tapi Warren Buffet, pemilik Berkshire, perusahaan investasi terbesar di dunia mengatakan: “resiko itu datang karena Anda tidak tahu apa yg dilakukan, krn itu Anda harus teliti dan berhati2.”

Bingung gak? Mana yg harus diikuti?

Nah utk mengatasi kebingungan itu, ternyata sejak 5000 thn yg lalu bangsa China sdh membuat yg namanya I-Ching yang kemudian dimodernisasi menjadi Genius Test.
Silakan Anda scan QR-Code di samping ini atau klik http://bit.ly/geniustestid untuk mengambil testnya, GRATISSSS…. !!!
Anda akan diminta register terlebih dulu baru bisa mengikuti testnya. Harap gunakan email yg biasa Anda gunakan, karena nanti Report-nya akan dikirimkan ke email Anda.

Secara singkat, test ini akan menunjukkan Anda masuk kelompok mana dari 4 kelompok yg ada:

  • Dynamo genius = musim Semi = elemen Kayu
  • Blaze genius = musim Panas = elemen Api
  • Tempo genius = musim Gugur = elemen Tanah
  • Steel genius = musim Dingin = elemen Logam

Saya tdk akan membahas detil mengenai testnya, intinya adalah Anda disarankan mengikuti saran dan jejak orang-orang sukses yang sesuai dengan kelompok Anda, supaya bisa satu ritme dan memang secara bakat dan kepribadian Anda akan lebih cocok dengan orang-orang tersebut.
Misalnya saja, Anda seorang Steel genius, maka mengikuti jejak Ray Kroc adalah pilihan yang tepat, sementara jika Anda seorang Tempo genius, maka Warren Buffet adalah role-model yang sesuai.

Apabila ada pertanyaan atau ingin diskusi lebih lanjut, bisa langsung whatsapp ke: 0812-8415-9855.

5 Lessons for your Office Life

Lesson 1:
A man is getting into the shower just as his wife is finishing up her shower, when the doorbell rings.
The wife quickly wraps herself in a towel and runs downstairs.
When she opens the door, there stands Bob, the next-door neighbor.
Before she says a word, Bob says, ‘I’ll give you $800 to drop that towel.’
After thinking for a moment, the woman drops her towel and stands naked in front of Bob, after a few seconds, Bob hands her $800 and leaves.
The woman wraps back up in the towel and goes back upstairs.
When she gets to the bathroom, her husband asks, ‘Who was that?’ ‘It was Bob the next door neighbor,’ she replies. ‘Great,’ the husband says, ‘did he say anything about the $800 he owes me?’

Moral of the story:
If you share critical information pertaining to credit and risk with your shareholders in time, you may be in a position to prevent avoidable exposure.

Lesson 2:
A sales rep, an administration clerk, and the manager are walking to lunch when they find an antique oil lamp.
They rub it and a Genie comes out. The Genie says, ‘I’ll give each of you just one wish.’ ‘Me first! Me first!’ says the admin clerk. ‘I want to be in the Bahamas , driving a speedboat, without a care in the world.’ Puff! She’s gone.
‘Me next! Me next!’ says the sales rep. ‘I want to be in Hawaii , relaxing on the beach with my personal masseuse, an endless supply of Pina Coladas and the love of my life.’
Puff! He’s gone.
‘OK, you’re up,’ the Genie says to the manager. The manager says, ‘I want those two back in the office after lunch.’

Moral of the story:
Always let your boss have the first say.

Lesson 3:
An eagle was sitting on a tree resting, doing nothing.
A small rabbit saw the eagle and asked him, ‘Can I also sit like you and do nothing?’ The eagle answered: ‘Sure, why not.’
So, the rabbit sat on the ground below the eagle and rested. All of a sudden, a fox appeared, jumped on the rabbit and ate it.

Moral of the story:
To be sitting and doing nothing, you must be sitting very, very high up.

Lesson 4:
A turkey was chatting with a bull.
‘I would love to be able to get to the top of that tree’ sighed the turkey, ‘but I haven’t got the energy.’ ‘Well, why don’t you nibble on some of my droppings?’ replied the bull. They’re packed with nutrients.’
The turkey pecked at a lump of dung, and found it actually gave him enough strength to reach the lowest branch of the tree.

The next day, after eating some more dung, he reached the second branch.
Finally after a fourth night, the turkey was proudly perched at the top of the tree.
He was promptly spotted by a farmer, who shot him out of the tree.

Moral of the story:
Bull Sh*t might get you to the top, but it won’t keep you there..

Lesson 5:
A little bird was flying south for the winter. It was so cold the bird froze and fell to the ground into a large field.
While he was lying there, a cow came by and dropped some dung on him.
As the frozen bird lay there in the pile of cow dung, he began to realize how warm he was.
The dung was actually thawing him out!
He lay there all warm and happy, and soon began to sing for joy. A passing cat heard the bird singing and came to investigate.
Following the sound, the cat discovered the bird under the pile of cow dung, and promptly dug him out and ate him.

Morals of the story:
(1) Not everyone who sh*ts on you is your enemy.
(2) Not everyone who gets you out of sh*t is your friend.
(3) And when you’re in deep sh*t, it’s best to keep your mouth shut!

#happyweekend
#NASconsulting

Outbound Games Preview by SeriouzFun

Perusahaan Anda ingin:

  • mengadakan rekreasi yang seru dan berkesan untuk karyawan
  • mempererat kerja sama (team-work) antar karyawan
  • mengetahui siapa talent yang memiliki leadership yang kuat,
  • mengetahui siapa talent yang memiliki otak yang smart dan creative
  • mengetahui siapa saja yang hobinya blaming, excuse, dan segudang alasan lainnya

Ayo segera hubungi kami di: 0812-8415-9855 atau operation@ptnas.id – pastikan perusahaan Anda menjadi lebih berdaya tahan menghadapi Tahun 2020 – Era Society 5.0.