Month: January 2021
Documentation Is Very Important
Once a banker was traveling by train. He was traveling from Johor Bahru to Kuala Lumpur. He was traveling alone.
Sometime later, a beautiful lady came and sat in the opposite berth. The banker was pleasantly happy.
The lady kept smiling at him. This made the banker even happier.
Then she went and sat next to him. The banker was bubbling with joy.
She then leaned towards him and whispered in his ear, “Hand over all your valuables, cash, cards, mobile phone to me or else I will shout and tell everybody that you are harassing and misbehaving with me.”
The banker stared blankly at her. He took out a paper and a pen from his bag and wrote, “I cannot hear or speak. You write on this paper whatever you want to say.”
The lady wrote everything that she said earlier and gave it to him. The banker took her note, kept it in his pocket.
He got up and told her in clear tones, “Now shout & scream!”
MORAL OF THE STORY: DOCUMENTATION IS VERY IMPORTANT
—
Siapa yang di perusahaannya masih belum mendokumentasikan SOP dan Instruksi Kerja?
Stress harus mengajari berulang-ulang setiap ada karyawan baru?
Kami bisa membantu… Hubungi kami segera. Konsultasi Gratis!
Langkah-langkah mencapai tujuan itu sederhana
Langkah-langkah mencapai tujuan itu sederhana, yang bikin susah itu Anda sendiri!
Kami yakin Sobat NAS pernah melihat gambar seperti di atas ini.
Cara atau Langkah mencapai Goal atau Tujuan, entah itu urusan pribadi ataupun bisnis/pekerjaan ya as simple as that, sederhana sekali langkah-langkahnya:
1. Set Goal atau Tujuan
2. Buat Plan atau Rencana/Tahapan yang hendak dilakukan
3. Eksekusi atau jalankan Rencana/Tahapan yang dibuat
4. Konsisten untuk menjalankan Rencana/Tahapan sampai …
5. Goal atau Tujuan tersebut tercapai
Namun yang seringkali menjadi perhatian hanyalah Langkah No. 1, 2, dan 3. Kita sangat bersemangat melakukannya beberapa hari, minggu, bulan awal.
Bersyukur kalau dalam kurun waktu singkat, Goal/Tujuan sudah tercapai, namun kebanyakan tidak sesuai rencana, ada saja rintangan yang tiba-tiba menghadang ditengah jalan, tidak hanya eksternal namun juga internal, yaitu: diri kita sendiri.
Salah satu solusi yang ditawarkan NAS Consulting & Research adalah aplikasi CRM (Customer Relationship Management) dimana pada masa pandemi Covid-19 ini menjadi salah satu aplikasi yang dicari banyak perusahaan untuk memudahkan koordinasi divisi penjualan agar lebih mudah untuk melakukan absensi, berbagi tugas, serta melakukan pemantauan jadwal kunjungan dan status penjualan.
Saat memasarkan solusi ini, Langkah No. 1, 2, dan 3 boleh dibilang mudah dilewati. Kenyataan di lapangan membuktikan Langkah No. 4 kerap terganjal oleh faktor internal diri sendiri, baik itu dari para staf, manajer penjualan, bahkan pimpinannya terkait kesediaan melakukan perubahan kebiasaan.
Pada akhirnya, ada saja pemilik bisnis yang menghentikan kontrak aplikasi dengan berbagai alasan:
“kita sudah coba aplikasinya, tapi tidak berhasil.”
“tim penjualan saya tidak nyaman menggunakan aplikasi ini.”
“saya lihat aplikasinya tidak efektif.. tim saya jarang membukanya.”
Biasanya kalau sudah begini, kami tidak akan berdebat. Karena buat kami, perusahaan-perusahaan tersebut belum siap untuk melakukan perubahan dan bahkan jauh sekali dari ambisi sebagai pemenang.
Sebagai gambaran, ada banyak merek aplikasi CRM yang dipasarkan, Sobat NAS bisa melakukan pencarian di internet. Yang jelas apapun mereknya, aplikasi CRM dipakai oleh semua perusahaan di Global Fortune 500, daftar 500 perusahaan dunia tersukses. Lantas kalau semua perusahaan sukses dunia menggunakannya, dan Anda tidak… Menurut kami, Anda yang tidak benar-benar berambisi untuk sukses atau Anda mungkin hanya berambisi menjadi perusahaan yang biasa saja.
Sudah banyak sekali cerita kunci sukses melalui perbuatan-perbuatan yang konsisten. Sebut saja Thomas Alva Edison penemu lampu, Colonel Sanders sang penemu resep KFC, atau Howard Schultz pemilik Starbucks yang kopinya mungkin Sobat NAS nikmati setiap hari.
Orang-orang yang sukses tidak hanya konsisten… tapi juga persisten. Kalau kata orang Jawa, ngeyell… Tapi tentu ngeyel yang positif. Bukan ndableg… atau mungkin dalam bahasa Indonesia disebut bebal.
Di akhir artikel, kami mau membagikan cerita atau mengingatkan kembali, jika sudah pernah membaca cerita mengenai “Pohon Bambu.”
Saat Sobat NAS menanam bibit pohon bambu, dalam beberapa tahun pertama pasti akan sangat kecewa. Di saat pohon lain sudah tumbuh besar, berbunga, dan berbuah. Pohon bambu malah belum kelihatan apa-apa. Namun menjelang tahun kelima, dia akan tumbuh sangat cepat mengalahkan pohon-pohon lainnya. Apa yang terjadi? Karena tahun-tahun pertama hidupnya, pohon bambu menumbuhkan dulu akar-akar yang kuat, supaya ketika waktunya pohon bambu bertumbuh tinggi mencapai beberapa meter, akarnya sudah siap menopang dan pohon bambu tetap tegak berdiri.
Nah… Apakah Sobat NAS atau perusahaan Anda mau menjadi seperti rumput ilalang yang cepat tumbuh namun segitu-segitu saja, yang kemudian beberapa bulan kemudian mati. Atau berinvestasi secara konsisten dan persisten demi hasil yang maksimal dan long-lasting. Semuanya terserah, Sobat NAS!
Ps: kalau penasaran dengan aplikasi CRM, jangan sungkan untuk menghubungi kami di WhatsApp: +62 812 8415 9855. tanya-tanya GRATIS kok, gak usah bayar!
Yes! We got through it well
Apresiasi dan terima kasih yang tulus dari lubuk hati untuk para klien dan mitra bisnis atas dukungan dan kepercayaan kepada kami, NAS Consulting & Research.
Dengan menerapkan sendiri prinsip #agility dan #resiliency yang kami bagikan kepada para klien, kami bangga bahwa dimasa sulit akibat pandemi Covid-19, bisa membuktikan bahwa kami tidak menjual “omong kosong”.
Hasilnya, tahun 2020, kami tetap tumbuh positif, bahkan cukup memuaskan.
Sekali lagi terima kasih banyak untuk para klien dan mitra bisnis. Suatu kehormatan dan kebahagiaan untuk kami bisa berjalan bersama dengan Anda semua.
“𝑊ℎ𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑒𝑝𝑠 𝑦𝑜𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑘𝑒 𝑖𝑠 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑦𝑜𝑢𝑟 𝑏𝑢𝑠𝑖𝑛𝑒𝑠𝑠.
𝑇𝑜𝑔𝑒𝑡ℎ𝑒𝑟 𝑤𝑒 𝑔𝑟𝑜𝑤 𝑦𝑜𝑢𝑟 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑛𝑦 𝑎𝑛𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑖𝑡 𝑠𝑢𝑠𝑡𝑎𝑖𝑛𝑎𝑏𝑙𝑒.”
𝑨𝒓𝒊𝒆𝒇 𝑳𝒆𝒔𝒕𝒂𝒅𝒊, 𝑭𝒐𝒖𝒏𝒅𝒆𝒓 & 𝑪𝑬𝑶
Every customer is unique, listen to each of them
Masih teringat jelas, kejadian beberapa tahun silam. Team saya meminta didampingi untuk bertemu dengan pimpinan customer yang katanya sudah naik pitam karena ulah team project kami.
Kami segera berdiskusi untuk menggali akar masalah dan memutuskan beberapa alternatif sebagai amunisi saat bertemu customer. Berhubung kami ini engineering company, solusi2nya lebih banyak bersifat teknis.
Hari pengadilan tiba, kami duduk di kursi pesakitan dimana customer yang buas siap menerkam kami. Saya mempersilahkan customer mengungkapkan semua uneg2nya.
Anehnya.. Saya tidak menemukan hal teknis dalam concern sang pimpinan. Karena itu saya ubah haluan, ganti layar.. Kami sampaikan bahwa kami paham dan siap mendukung cita-cita sang pimpinan.
Akhir cerita, kami mendapatkan kembali kepercayaan sang pimpinan, malah pulang membawa tambahan order.
Setiap customer itu unik, punya motif atau kepentingan pribadi masing-masing.
Dengarkan mereka satu persatu, dukung dan bantu wujudkan cita-citanya.
Niscaya kamu dapatkan kepercayaan dan order darinya.
oleh: Arief Lestadi, CBHA, QWP
#indonesia
#salesmarketing
#salesstory
#ceritasales
#jakarta #bandung #surabaya
Segitiga Proses
Banyak orang dan bisnis di luar sana iri dengan kesuksesan pribadi atau perusahaan lain, lantas tertantang mencoba menyamai atau melampauinya.
Tapi seringnya, mereka tidak ingat bahwa ada proses yang harus dilalui. Saya ada memberikan konsultasi dimana pebisnisnya tidak sabaran dan prinsip ekonominya ketat banget, “resources sehemat mungkin, growth setinggi mungkin.” Lha.. Mana bisa?
Lihat saja pribadi atau perusahan sukses itu mereka USAHA keras bertahun-tahun untuk mencapai posisi sekarang. Lha ini baru setahun sudah bilang, “you underperformed, bye!” lalu hire orang baru, setahun ganti lagi, terus saja sampai orang ke-5, dan berhasilll… Yeayy…
Berarti orang ke-5 ini hebat? Belum tentu.. Itu sudah 5 orang x 1 tahun berarti total WAKTU nya sudah 5 tahun. Ya wajar kalau berhasil.
“Tapi saya gak mau nunggu 5 tahun, Mas.. Keburu bubar usahanya.”
Ya kalau gitu hire 5 orang, kan jadinya 5 USAHA x 1 WAKTU = 1 USAHA x 5 WAKTU.
“Kurang, Mas.. Harus lebih cepat lagi!”
Nah kalau gitu tambah satu faktor lagi, yaitu DOA. Jangan cuma doa satu orang, tapi doa banyak orang. Karena itu coba check, apa bisnismu berdampak positif untuk banyak orang? Supaya mereka juga ikut doain! Atau CSR nya digerakkan.. Supaya dapat doa juga.
USAHA x WAKTU x DOA
Niscaya akan berhasil!
Mau ngajak saya ngopi ?
oleh: Arief Lestadi, CBHA, QWP