4 Alasan Mengapa Bisnis Bisa Gagal

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Entrepreneurs Institute, berikut adalah 4 alasan utama mengapa sebuah bisnis bisa gagal atau bangkrut.

  1. Alasan Pertama sebanyak 42% adalah karena produk atau jasa yang dijual tidak memiliki pasar yang cukup besar untuk berkembang. Banyak sekali pengusaha yang memulai bisnisnya dengan sebuah idealisme yang ada dalam pikirannya, tanpa memeriksa lebih jauh apakah ada cukup banyak orang yang sependapat dengannya. Bisnis akan maju kalau kita dapat memecahkan masalah banyak orang, seperti yang dilakukan oleh Nadiem Makarim dengan Go-Jek nya. Bahkan dengan Go-Glam, Nadiem menawarkan solusi untuk para wanita yang ingin creambath, nailcare, atau make-up. Namun apakah kalian tahu mengapa Go-Life tidak menawarkan jasa potong rambut untuk pria, misalnya? Karena mereka sudah melakukan riset bahwa potong rambut di rumah itu tidak nyaman, selain kotor karena banyak sampah potongan rambut, para pria juga tidak suka menunggu lama tukang cukurnya untuk datang ke rumah.
  2. Alasan Kedua sebanyak 29% adalah karena pengusahanya kehabisan uang pada tahun pertama menjalankan bisnis. Sekarang ini banyak sekali media memberitakan bahwa jika ingin kaya maka harus menjadi pengusaha, sehingga orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi pengusaha. Mereka tidak berhitung dengan cermat, berapa investasi yang harus disediakan sampai mereka mendapatkan pelanggan yang repeat order sehingga bisa mulai mendapatkan profit. Dari hasil survey yang kami lakukan kepada para pengusaha UMKM di Indonesia, umumnya menjawab untuk sampai di titik profitable, mereka memerlukan waktu setidaknya 2 – 3 tahun. Nah, silakan dihitung berapa biaya operasional bisnis Anda setahunnya, jangan lupa ditambah biaya pajak, BPJS, bunga bank (jika Anda menggunakan modal pinjaman), kemudian dikalikan tiga. Senilai itulah perkiraan biaya yang Anda perlukan untuk menjaga bisnis Anda tetap operasional sampai profitable.
  3. Alasan ketiga sebanyak 23% adalah mereka tidak memiliki tim yang tepat dan berkomitmen. Memulai suatu bisnis bersama dengan rekan yang sevisi sangat menyenangkan, sehingga bisa saling bertukar pikiran dan mengoreksi supaya bisnis dapat tumbuh dengan cepat. Namun menurut beberapa orang, mencari rekan bisnis sama seperti mencari pasangan, susah susah gampang, cobaan terberat akan datang saat bisnis menjadi booming atau bisnis menjadi bankrupt. Apabila sukses, akan terjadi saling klaim, berkat saya bisnis ini sukses, atau jika rugi, akan terjadi saling tunjuk, karena kamu bisnis kita jadi berantakan. Untuk itu, NAS Consulting & Research memiliki sistem assessment yang dinamakan Wealth Dynamics, dimana kita bisa mengerti profile kekayaan kita maupun rekan bisnis sehingga bisa saling mengerti sejak awal mengenai karakter masing-masing.
  4. Alasan keempat sebanyak 14% adalah karena mereka mengabaikan suara pelanggan. Masukan dari pelanggan, seperti masakan Anda terlalu asin, atau kualitas jahitan Anda tidak standar, atau mutu produksi Anda kurang optimal adalah sesuatu yang perlu Anda perhatikan. Jangan pernah picik dengan berpikir, “tidak masalah satu komplain, orang lain di bumi Indonesia ini ratusan juta, pasti ada yang mau membeli dagangan saya.” Apakah Anda pernah tahu atau mendapat cerita mengenai ada warung bakmi yang pelanggannya mendapati kecoa kecil di mangkuknya, kemudian tidak lama setelah itu warung bakmi tersebut tutup, karena tidak ada pelanggan lagi yang mau makan di sana? Perusahaan-perusahaan raksasa dunia, seperti: Unilever, Nestle, Danone, dll menghabiskan dana yang tidak sedikit setiap tahunnya untuk mendengarkan suara pelanggan dan memastikan bahwa produk-produk mereka tetap disukai, melalui riset dan survey, seperti yang dilayani oleh NAS Consulting & Research.

Demikian semoga tulisan ini menjadi inspirasi untuk para pebisnis sekalian, jika membutuhkan informasi lebih lanjut atau ingin berdiskusi, silakan menghubungi kami, free konsultasi untuk pertemuan pertama. Salam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *