Strategi Manjur No. 2

Saya yakin 90% pebisnis mau banting tulang membesarkan bisnisnya demi diwariskan untuk anak-anaknya.
Tapi… Kalau anaknya gak mau melanjutkan gimana?
Stress.. Frustasi.. Ngamuk..?

Kita cerita sedikit dulu yah…
Dlm melakukan aktivitas, pebisnis yg tegak lurus akan merancang business plan, sementara pebisnis yg agak miring-miring merancang business trick. Beda tipis ya.. 😊
Trik bisnis digunakan karena pola pikir pebisnis adalah kalau gw ga nge ciak.. Gw bakalan di ciak. 😅
Hidupnya tidak tenang, karena selalu memikirkan how to beat the competitor, bagaimana caranya menghancurkan kompetitor, supaya bisa menjadi pemain tunggal, monopoly!
Kenapa..?? Karena mereka merasa bisnis ini punya mereka, harta / kepemilikan memunculkan keserakahan.

Coba seandainya cara berpikirnya dibalik bahwa bisnis ini punya Tuhan dan kita hanya sebagai pengelola, cuma dititipi saja oleh Tuhan. Sama seperti anak yang kita miliki saat ini adalah titipan dari Tuhan untuk dirawat dan dibesarkan, demikian pula bisnis juga begitu.
Kalau sudah begitu, maka bisa legowo, pikiran jadi lebih tenang, hati lebih tentram..
Tidak lagi berpikir bagaimana cara menghancurkan kompetitor tapi menggandeng mereka, “apalagi yang bisa kita kolaborasikan, Bro..” Kira-kira begitu!

Kembali ke cerita awal:
Anak tidak mau melanjutkan bisnis? Ya ngga apa-apa dong.
Serahkan saja kepada para profesional, anak-anak jadi pemegang saham saja, sambil sekali-sekali main ke kantor untuk random check, tidak perlu 100% nyemplung di operasional sehari-hari.
Apakah bisa? Ya BISA.. Makanya yukk kita ngopi utk diskusi lebih lanjut.. 😊

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *